Hari itu cuaca mendung, tetapi tidak menyurutkan minat Tim Hunian (Jurusan Desain Interior dan TA TV) untuk mendatangi rumah milik bapak Joko Aswoyo di Jl. Teknologi, Perum UNS Jati - Jaten – Karanganyar. Rumah yang dikembangkan dari tipe 36 dengan luas lahan 200 m2 menjadi menarik karena konsepnya. Dengan konsep yang sangat personal, yakni setiap sudut ruang bisa dinikmati oleh penghuninya menjadi salah satu daya tarik tersendiri.
Sampai di alamat yang dituju kita dihadapkan pada pagar depan dengan tinggi sekitar 75 cm memberi kesan ramah bagi sebuah rumah dalam sebuah lingkungan perumahan. Pagar yang bercat putih dan pintu pagar yang terbuka siap menerima Tim Hunian. Tanaman hias dalam pot yang diletakkan atau digantung di tepi pagar menjadi semacam tirai alami yang mengurangi kesan terlalu terbuka dari arah jalan, sekaligus menambah kesan asri ruang teras.
Dilihat dari depan, fasade rumah didominasi tiga susun atap jenis pelana dengan tambahan atap tritisan di atas teras. Terlihat ada pengolahan khusus pada atap pelana bagian depan dengan penambahan bentuk dua buah elemen vertikal menyerupai pilar kecil di tepi kiri dan kanannya.
Teras menjadi ruang yang paling disenangi oleh bapak Joko Aswoyo yang aktif mengelola Teater Besar STSI Surakarta. Senang karena bisa berlama-lama duduk di kursi teras sambil memandangi lingkungan sekitar. Dari teras berlantaikan keramik warna ungu dan langit-langit yang memperlihatkan usuk-usuknya inilah dapat memandangi kolom teras dilapis oleh batu alam putih. Memandangi dinding putih samping teras yang dihiasi oleh hiasan didinding berukir. Atau memandangi dinding tampak depan rumah dari lempengan batu kali yang dipadukan dengan susunan batu bata dari Ponorogo. Bisa juga memandangi jendela berukir dengan daun jendela kaca bertekstur dengan warna hijau, putih dan kuning. Lebih-lebih saat memandangi pintu masuk dengan kusen kayu jati tebal berukir motif banji, godekan yang diukir motif sulur dengan teknik krawangan, dan ventilasi dengan ukiran motif kawung yang juga dibuat krawangan.
Memasuki ruang tamu rumah bapak berputrikan Fika yang saat ini duduk di semester III Fisip UNS disambut oleh diding ruang tamu yang berwarna alami mendekati warna merah bata. Ruang berlantaikan keramik putih, dilengkapi dengan seperangkat kursi dan meja gaden yang ditutup marmer menjadi titik pusat untuk memandangi dinding yang dihiasi dengan lukisan kaligrafi, topeng yang dibingkai kayu berukir. Dari kursi tamu ini pula dapat mengamati fofo-foto keluarga yang dipajang dengan background krei bambu. Selain seperangkat kursi dan meja tamu dapat diamati koleksi benda-benda antik seperti lesung dan meja jati.
Bosan memandangi dinding kita dapat melihat open space yang sengaja dibuat untuk sirkulasi udara, pencahayaan, bahkan tetesan air hujan-pun bisa dinikmati melalui open space ini. Di open space ini pulalah di fungsikan sebagai taman dalam ruangan dengan dihiasi susunan batu-batu menyerupai menhir.
Menarik melihat penyelesaian langit-langit dari papan jati disusun dengan pola geometris yang digunakan untuk menggantung lampu antik
Menuju ruang keluarga, beberapa furniture antik segera menyita perhatian kita. Almari antik, kursi panjang kayu jati atau risban, gebyok kayu jati, dan jodang yang dimodifikasi untuk penempatan televisi. Sebagian dinding di ruang tamu ini dilapisi dengan anyaman bambu membuat ruangan berkesan natural. Menjadi menarik ketika dinding-dinding di ruang tamu ini dihiasi dengan lukisan wayang beber dari Bali.
Menyimak kamar tidur utama bapak Aswoyo yang beristerikan ibu Sri Rukamsi yang aktif mengajar di sekolah dasar sangat menarik. Tempat tidur antik berwarna hijau keraton, dilengkapi hisan dinding berupa wayang kulit tokoh Permadi. Tempat tidur dan hiasan dinding tersebut membuat kamar tidur menjadi satu kesatuan yang utuh.
Rumah yang dibangun dengan penuh kesabaran karena banyak detail-detailnya, menyisakan ruang-ruang untuk servis seperti dapur, kamar mandi, garasi dan ruang serba guna yang terletak di atas garasi. Ruang-ruang tersebut oleh bapak Joko Aswoyo masih akan diolah dan dikembangkan sehingga menyatu dengan ruang-ruang yang lainnya yang bersuanakan etnik.
Dari rumah bapak Joko Aswoyo di perumahan dosen UNS Jaten inilah kita dapat memetik suatu manfaat, yakni dengan lahan terbatas dapat difungsikan dengan maksimal. Lebih dari itu nuansa etnik yang dirindukan oleh keluarga bapak Joko Aswoyo dapat selalu hadir mewarnai suana rumah maupun interiornya.
